Sejak hari Kamis, 16 Mei 2024 Gracia sudah berada di Bali untuk melaksanakan babak final tingkat nasional Essay Contest Beswan Djarum 2023/2024. Kompetisi ini adalah perlombaan esai tahunan yang diikuti oleh seluruh penerima beasiswa Djarum Beasiswa Plus pada tahun ajaran yang terkait. Sebelum masuk ke tahap final nasional dan harus berkompetisi kembali dengan 11 orang lainnya, Gracia terlebih dahulu mengikuti seleksi di tingkat regional Bandung. Beswan Djarum seluruh Indonesia dibagi menjadi 4 regional dan dari seleksi tingkat regional dipilih 3 orang tiap regionalnya untuk berkompetisi di tingkat nasional di Bali. Seleksi awal di tingkat regional dan nasional berupa pengumpulan berkas esai, sedangkan di babak final peserta harus mempresentasikan esainya dalam waktu 10 menit dan menjawab pertanyaan dari juri selama 15 menit, di tingkat nasional pertanyaan juga bisa datang dari sesama peserta selama 10 menit.
Pengalaman mengikuti kompetisi esai ini sangat berkesan. Pada mulanya, saya tidak pernah menyangka dan menargetkan kemenangan. Karena bagi saya, ajang seperti ini menarik untuk diikuti karena pesertanya bebas menuangkan gagasan masing-masing tanpa batasan dan sama-sama berlomba bagaimana meyakinkan bahwa gagasan yang dibawa penting dan bermanfaat untuk khalayak umum. Saya sendiri mengangkat tema bahaya penggunaan earphone dan produk turunannya selama mengemudi. Ini berangkat dari pengalaman saya sendiri yang setiap harinya menempuh 28 km di perjalanan dengan sepeda motor dari rumah ke kampus dan kembali pulang ke rumah. Ternyata data terbaru menurut BPS (Badan Pusat Statistik) yaitu pada 2022, menunjukkan Indonesia sedang berada di puncak angka kecelakaan. Saya juga menyoroti bahwa penggunaan earphone tanpa kabel atau TWS menjadi tren yang semakin digemari masyarakat, termasuk saya dan mayoritas anak muda lainnya. Karena jarak tempuh yang panjang ditambah kemacetan kota Bandung, saya dahulu sering menggunakan TWS sambil menyetir, untuk menghindari bosan. Sampai suatu ketika, saya hampir menabrak seorang ibu dan anak yang sedang menyebrang. Dari sinilah saya tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut tentang penggunaan earphone selama mengemudi dan menuangkannya dalam esai saya. Bukan hanya menuangkan gagasan saya sendiri, tapi juga melampirkan fakta-fakta dari media, studi empiris dari negara lainnya yang sudah lebih dahulu mengalami tingginya kecelakaan akibat penggunaan earphone, dan melihat riset-riset yang sudah dilakukan berbagai universitas. Tidak disangka, dari ide yang sederhana dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, saya boleh diizinkan meraih juara 2 di tingkat nasional.
Selain kemenangan yang tentu membawa kebahagiaan tersendiri, banyak hal baik yang saya ambil dari kegiatan yang saya ikuti ini. Pertama, proses mencari tahu dan menyusun esai yang tidak hanya berisi gagasan sendiri melainkan didukung fakta-fakta valid memberi saya kesempatan untuk mengetahui hal-hal di luar disiplin ilmu (Matematika, Aktuaria) yang saya pelajari di kampus, misalnya bagaimana sinyal bluetooth punya alamat unik, sejarah earphone, hingga frekuensi sinyal-sinyal nirkabel yang setiap hari kita gunakan. Kedua, mendapat pertanyaan dan masukan dari juri-juri dari berbagai latar belakang yang luar biasa (akademisi, praktisi bisnis, dan jurnalis) menggali kedalaman berpikir saya. Ketiga, menyaksikan presentasi gagasan lebih dari 20 peserta lainnya dari berbagai universitas di Indonesia merupakan suatu pengalaman berkesan buat saya, mengetahui banyak hal baru dalam waktu kurang dari 24 jam. Terakhir dan tidak kalah penting, dapat jalan-jalan gratis di Bali hehehe.
Saya sangat berterima kasih kepada kampus UNPAR khususnya jurusan Matematika yang selalu mendukung saya dengan secara administratif selalu memberikan izin dengan mudah di setiap kegiatan Djarum Beasiswa Plus yang saya ikuti, yang hampir selalu dilaksanakan di luar kota dan membuat saya harus meninggalkan kuliah. Perkuliahan Matematika yang saya terima selama tiga tahun ini juga dengan tidak disadari membentuk cara saya berpikir menjadi lebih sistematis dan konstruktif. Hal ini sangat bermanfaat ketika saya berusaha menyusun ide-ide saya yang awalnya berantakan menjadi satu tulisan esai yang runtut, memuat ide-ide yang ingin saya bawakan, dan nyaman dibaca. Juga, bermanfaat untuk menjawab ketika dihadapkan pertanyaan-pertanyaan dadakan dari dewan juri saat presentasi. Menjadi mahasiswa UNPAR merupakan salah satu keuntungan karena mendapat pendidikan di bawah kampus yang menjadi mitra Djarum Foundation, dalam hal ini Djarum Beasiswa Plus, tidak semua mahasiswa mendapat kesempatan ini jadi ada baiknya dipergunakan dengan mendaftarkan diri. Tidak hanya di Djarum Beasiswa Plus. Saya rasa, banyak sekali manfaat dari kegiatan beasiswa dan perlombaan jadi tidak ada salahnya untuk mendaftar dan mencoba.